Oct 9, 2012

Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

,


PENGERTIAN LINGKUNGAN.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita ( makhluk hidup ).
Contohnya : meja, kursi, cahaya, udara, mamusia, hewan, tumbuhan, dsb.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi, dsb.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme.
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya mengganggu kestabilan lingkungan.

B. PERUBAHAN LINGKUNGAN
Faktor faktor Penyebab Perubahan Lingkungan.
1.    Faktor Alam.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa bumi,angin topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.

2.    Faktor Manusia.
Kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan misalnya, membuang limbah ( limbah rumah tangga, industri, pertanian, dsb ) secara sembarangan, menebang hutan sembarangan, dsb.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1.       Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2.       Berada pada waktu yang tidak tepat.
3.       Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1.       Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2.       Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
 
C. MACAM MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN
a. Berdasarkan Tempat terjadinya.

Pencemaran Udara, disebabkan oleh : 
(1)    CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.

(2)    CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang ada digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan kematian.

(3)    CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.

(4)    SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam.

Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.

(5)    Asap Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Perokok dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang merokok) dan perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok). Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain : 
·          Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya.
·          Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
·          Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
·          Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
·          Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.

Pencemaran Air, disebabkan oleh  
(1)    Limbah Pertanian.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan mati. Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke sungai. Pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi), karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal ini akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air, sehingga kadar oksigen dan sinar matahari berkurang.

(2)    Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik misalnya plastik, aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang tertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Pencemar lain bisa berupa pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan, akibatnya kadar oksigen dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, akan ditemukan cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya limbah organik dari limbah pemukiman.

(3)    Limbah Industri
Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak ratusan kilometer. Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut, dan organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.

(4)    Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrk untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan melainkan juga biota air lainnya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
·          Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
·          Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi).
·          Pendangkalan dasar perairan.
·          Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
·          Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
·          Menjalarnya wabah muntaber.

Pencemaran Tanah, disebabkan oleh :
Sampah organik dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain :
·          Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
·          Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, dan
·          Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi

b)    Berdasarkan Macam Bahan Pencemar
Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini :
1.       Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2.       Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
3.       Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4.       Pencemaran suara : kebisingan ( menyebabkan sulit tidur, tuli, gangguan kejiwaan, penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress).

c)    Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut:
1.       Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
2.       Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya pencemaran Minamata di Jepang.
3.       Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika. Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.

D. PARAMETER PENCEMARAN LINGKUNGAN 
Untuk mengukur tingkat pencemaran disuatu tempat digunakan parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi.
Paramater Pencemaran, meliputi :
1.    Parameter Fisik
Meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan radioaktivitas

2.    Parameter Kimia
Digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat.

a.    Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi air menjadi lebih alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada bahan pencemarnya.

b.    Pengukuran Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup dalam air. Semakin banyak organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon dioksida terlarut (kecuali jika di dalam air terdapat tumbuhan air yang berfotosintesis).  Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.

c.    Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million atau satu per sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm).
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
1.       Proses oksidasi (pembokaran) bahan-bahan organik.
2.       Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar  perairan.
3.       Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai parameter biokimia, contohnya adalah pengukuran BOD atau KOB

Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya kadar oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada diperairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut.

Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasi bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB / COD) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD.
Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air sampel disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.

3.    Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria menunjukkan sungai tersebut belum mangalami pencemaran. Sebaliknya cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun species hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut  dapat dijadikan indikator adanya pencemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.


E. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
1.    Punahnya Species
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan, kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.

2.    Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka . serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.

3.    Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.

4.    Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya,
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.

5.    Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.

6.    Pemekatan Hayati
Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification).

7.    Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.

8.    Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.

F. USAHA-USAHA MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN
1.       Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman penduduk.
2.       Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem. 
3.       Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
4.       Memperluas gerakan penghijauan.
5.       Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6.       Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7.       Membuang sampah pada tempatnya.
Penggunaan lahan yang ramah lingkungan

EFEK SAMPAH TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1. Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang  kurang  memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :

·         Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yangberasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur airminum.

·         Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satucontohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita.

·         Sampah beracun, telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orangmeninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa(Hg).

2. Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa species akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem peraiaran biologis.

3. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
®    Membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat.
®    Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
®    Menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
®    Menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayananumum seperti jalan, jembatan, drainase dan lain-lain.

PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA
Sampah padat dari pemukiman merupakan bagian terbesar dari sampahyang ada di Indonesia. Karena kurangnya dana, di beberapa tempat pengumpulan ulang oleh pemerintah tidaklah tuntas. Di sisi lain masyarakat juga bertanggung jawab dalam membuang sampahnya secara benar pada suatutempat pengumpulan dan menjalin suatu kerja sama dengan pemerintah.Cara Pembuangan Sampah selama ini :

·         Di daerah perkotaan, sampah rumah tangga oleh masyarakat dikumpulkandan dibuang kesebuah tempat pembuangan atau container yang disediakanoleh pemerintah. Komposisinya juga berbeda, sebab lebih banyak barangyang di bungkus dengan berbagai kemasan, dan karenanya akan lebihbanyak plastic yang di buang.

·         Di desa terpencil, tidak ada pengumpulan ulang sampah oleh pemerintahsecara formal. Sampah, yang umumnya mengandung lebih banyak bahanorganik, biasanya dibuang atau dibakar bersama daun-daunan dan sampahlain di halaman belakang rumah.

- Landfill tidak terkontrol
 Di beberapa tempat, tidak terdapat tempat pengumpulan ulang yangmemadai, sampah dipindah dari rumah ke TPS (Tempat pembuanganSementara) dan berikutnya diangkut ke TPA (Tempat pembuangan Akhir). Di TPA ini sampah hanya ditumpuk tanpa ada perlakuan khusus.

 - Masalah Open Dumping
 Di tempat dimana tidak ada sarana TPS memadai, masyarakat kebanyakan membuang sampahnya di jalan, tanah kosong, di samping bangunan atau kesungai, dan selokan dimana hal ini akan menyebabkan “polusi tidak terkontrol”. Open Dumping dapat mengancam lingkungan dan merupakan sumber berbagai penyakit dan masalah lainnya.

- Masalah Sampah di Indonesia
1. Sampah umumnya basah/lembab
2. Pada tingkat rumah tangga, kaum wanita umumnya paling berperan dalam pembuangan sampah.
3. Pengumpulan ulang, daur ulang dan pengolahan sampah yang lainnya tidak efisien dan tidak terorganisasi secara aman bagi manusia dan lingkungan.
4.Jika tingkat sosial rata-rata rendah, maka kondisi sarana pelayanan umumyang ada biasanya juga rendah.
5. Pengelolaan sampah yang kurang  baik  biasanya juga dibarengi dengan fasilitas air minum yang tidak memadai.

TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN SAMPAH
Setiap kegiatan manusia, khususnya produksi di industri perdagangan mempunyai andil dalam menghasilkan sampah, maka semua orang yang terkait aktivitas tersebut mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menangani dan mengelola sampah.

 - Industri
Selain menghasilkan output berupa produk yang berguna, industri juga menghasilkan sampah sebagai hasil samping dari produknya, baik berupa padat, cair maupun gas. Sehingga industri juga bertanggung jawab untuk menangani kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksinya.

- Perdagangan
Di kota besar, pemilik toko atau swalayan berlomba mendesain tas plastik yang indah walaupun harus mengeluarkan biaya lebih. Sampah perdagangan, seperti halnya sampah plastik pembungkus ini, seharusnya adalah tanggung jawab pemilik toko atau swalayan. Dengan memperhatikan besarnya jumlah sampah yang timbul setiap hari,ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu menangani masalah sampah :
1. Menentukan prioritas sebelum membeli barang
2. Menghindari konsumsi terhadap barang-barang yang tidak dapat di daur ulang (oleh alam)
3.Membeli produk yang tahan lama
4.Menggunakan produk selama mungkin
5. Usahakan memperbaiki barang yang rusak sebelum membuangnya tanpa pertimbangan,

- Pemerintah
Pengelolaan Sampah di Indonesia dilakukan pemerintah (Pemerintah Daerah dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Daerah) secara langsung bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah mulai dari penyediaan sarana pengangkutan (truk, gerobak), tempat pembuangan(kontainer, landfill) sampai pengangkutan sampah dari lahan pembuangansementara ke lahan pembuangan akhir.
Serta penerapan kebijakan, seperti: (1) Penegakan hokum lingkungan terhadap pencemar lingkungan (2) Pemberlakuan eco-labeling untuk produksi bersih (3) Pemberlakuan eco-labeling di industri, yang di dukung dengan pemberian penghargaan atau  Kalpataru.

CARA-CARA PENGOLAHAN SAMPAHa. 
Sampah Organik.
Makanan Ternak Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran(kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuhternak tersebut.

Pengomposan / Komposting
Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, sekaligususaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah.Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperandalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir juga insekta dancacing.

b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik, dan kaleng, sebelum dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dulu. Karena dari jenis sampahini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk di daur ulang.

 Dijual ke Pasar Loak 
Sisi lain dari pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas,koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua, dan sepeda usang, adalah dijual ke pasar loak. Cara lain dapat juga dijual ke tetangga maupun teman. Dengan demikian sudah ada usaha mengurangi jumlah sampah yang ada serta pendapatan rumah tangga akan bertambah.

• Daur Ulang
Berbicara mengenai proses daur ulang sampah, ada baiknya bila mengetahui jenis sampah yang dapat di daur ulang. Sampah-sampah yang dapat didaurulang antara lain : sampah plastik, logam, kertas, kaca. Sampah yang tidak dapat didaur ulang, hendaknya dibuang ke landfill atau tempat pembakaran(incinerator).
Sanitary landfill
Merupakan salah satu pengolahan sampah terkontrol dengan system sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya di tutup tanah.Cara ini akan menghilangkan polusi udara.

Pembakaran
Sampah padat dibakar di dalam incinerator, hasil pembakaran adalah gasdan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini relatif lebih mahal sekitar tiga kali lipat dibanding dengan sanitary landfill.
-Limbah benda padat (waste).
-Limbah cair atau air bekas(sewage).
-Kotoran manusia(Human waste).

secara umum, pengelompokan sampah hanya untuk benda-benda padat dengan pembagian sebagai berikut :
(1)Sampah yang  mudah membusuk (garbage), misalnya sisa makanan.
(2)Sampah yang tidak mudah membusuk (rubbish), terdiri dari :
a. sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, kayu.
b. Sampah yang tidak mudah terbakar, misalnya kaca dan kaleng.
(3)Sampah bangkai binatang (dead animal),terutama binatang besar(kucing,anjing dan tikus)
(4)Sampah berupa abu hasil pembakaran(ashes), misalnya pembakaran kayu, batu bara dan arang.
(5) Sampah padat hasil industry (industrial waste), misalnya potongan besi,kaleng  dan kaca.
(6) Sampah padat yang berserakan dijalan-jalan (street sweeping), yaitu sampah yang  dibuang  oleh penumpang atau pengemudi kendaraanbermotor.

Ada 5 sistem pengelolaan sampah, yaitu:
1. Penyapuan/ pewadahan  Sampah-sampah yang dihasilkan dimasukkan di suatu tempat (bak/ tempat sampah) terlebih dahulu.

2.Pengumpulan dan pengelolaan Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dan dikelompokkan/ dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik 

3. Pengangkutan Sampah-sampah domestik diambil oleh petugas kebersihan daerah atau tukang sampah di wilayah tersebut ke TPS. Pengangkutan ini biasanyadilakukan oleh 1-2 orang dengan menggunakan gerobak atau mobil karena banyaknya sampah

4.TPS (tempat pembuangan sampah sementara)Sampah-sampah tadi diletakkan, disatukan dari setiap rumah-rumah pada satu desa atau kelurahan ke suatu tempat sampah yang berukuran besar secara sementara

5. TPA (tempat pembuangan akhir) Sampah-sampah yang ada di TPS kemudian diangkut oleh petugas Dinas Kebersihan Kota untuk dibuang pada tempat pembuangan akhir. Sampah di sini dapat diolah dan dikelola menjadi barang bernilai ekonomi sedangkan sampah yang berbahaya dan tidak dapat diolah dibakar di insenerator


0 komentar to “Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya”

Post a Comment

Berikan komentar yang bersifat membangun

 

Wrote Knowledge Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger